NASA Selidiki Ancaman Terhadap Kutub Utara

Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) pekan depan meluncurkan misi penelitian oseanografi pertama untuk mempelajari lapisan es di lautan Kutub Utara. Misi itu akan melihat dari dekat bagaimana perubahan kondisi Kutub Utara dan dampaknya pada susunan kimia dan ekosistem laut yang sangat penting dalam perubahan iklim global.

Demikian ungkap seorang ilmuwan NASA, Selasa (8/6). Misi itu bernama ""Impacts of Climate on Ecosystems and Chemistry of the Arctic Pacific Environment" (ICESCAPE).

Seperti dikutip dari laman NASA, ICESCAPE akan menyelidiki dampak perubahan iklim terhadap ekologi dan biogeokimia di laut Chukchi dan Beaufort.

Menurut para ahli, dua laut es tersebut adalah yang paling rapuh di kawasan Kutub Utara. Pasalnya, ekosistem dan penghuni di Chukchi dan Beaufort - termasuk beruang kutub - terancam punah menyusul eksplorasi minyak mentah dan gas oleh sejumlah perusahaan energi.

Fokus utama misi adalah mengamati bagaimana perubahan di Kutub Utara bisa mengubah kemampuan laut untuk menyerap karbon dari atmosfer. Seperti telah diketahui, gas karbon dioksida yang menimbulkan efek rumah kaca menjadi penyebab utama pemanasan global.

Lebih dari 40 ilmuwan akan menghabiskan lima pekan di laut dengan melakukan penelitian di atas kapal pemecah es milik penjaga pantai (Coast Guard) AS. Ilmuwan akan mengambil sample fisika, kimia, dan biologi dari air laut dan es laut.

ICESCAPE akan diluncurkan pada 15 Juni 2010. Tahun lalu, sebuah data yang dikumpulkan menggunakan sebuah satelit NASA menunjukkan bahwa es di laut Kutub Utara menyusut drastis selama musim dingin 2004 dan 2008.

Es tebal yang pernah ada menyusut hingga kini sama dengan wilayah daratan Alaska. "Es laut Kutub Utara sekarang hanya setebal 1,5 meter hingga 3 meter yang sangat rentan terhadap perubahan iklim," kata Don Perovich, salah seorang ilmuwan yang akan bergabung dalam misi ICESCAPE.

Sumber - VivaNews